7 Hal yang harus dihindari kalau mau jadi penulis - Saya sering mendapat pertanyaan bagaimana caranya menjadi penulis. Tapi, beberapa waktu lalu ada yang datang dan bertanya hal berbeda.
Apa yang harus dihindari kalau mau jadi penulis?
Kira-kira begitu yang ditanyakan kepada saya. Sebagai penulis mengetahui hal yang perlu dihindari bisa membantu kamu agar perjalanan menulismu tidak terhambat. Apa saja sih kebiasaan yang harus dihindari kalau mau jadi penulis?
1 | Takut Memulai dan Takut Salah
Beberapa orang gagal menjadi penulis bukan karena tidak bisa menulis. Akan tetapi, takut memulai dan takut salah menulis. Takut jika tulisannya jelek dan tidak disukai banyak orang karena tulisannya yang buruk.
Asal kamu tahu saja, tidak semua penulis memulai tulisannya dengan spektakuler. Bahkan, beberapa dari mereka memiliki tulisan yang jelek. Intinya, tulis saja dulu, edit kemudian, lalu terkenal.
2 | Terlalu Lama Menunggu Inspirasi
Tidak menulis karena menunggu inspirasi datang. Kalau inspirasi tidak kunjung datang lalu kapan menulisnya? Kira-kira begitulah, inspirasi memang perlu untuk memulai menulis. Namun, inspirasi tidak datang begitu saja, inspirasi itu diciptakan.
Setiap kamu memulai menulis, inspirasi akan datang mengiringinya. Seperti saat saya menulis artikel ini. Inspirasi datang begitu saja ketika saya mengetik kalimat demi kalimat.
3 | Malas Membaca
Mau jadi penulis tapi malas membaca? Aduh, jangan ya dek ya! Setiap penulis itu memerlukan riset dan belajar banyak hal. Jadi, seorang penulis yang malas membaca seolah berjalan tanpa tahu arah.
Penulis artikel harus terbiasa membaca artikel, penulis novel tentu harus membaca novel, karena dalam setiap gaya, bahasa, genre tulisan akan berbeda. So, jangan malas membaca lagi ya jika kamu mau jadi penulis.
4 | Gampang Puas atau Terlalu Perfeksionis
Dua hal ini bisa menjadi ‘hantu menakutkan’ bagi kamu yang mau jadi penulis. Mengapa demikian? Penulis yang gampang puas dengan tulisannya akan susah berkembang. Begitu pula dengan penulis yang terlalu perfeksionis, tulisannya tidak akan pernah selesai.
Solusinya adalah harus mengetahui kapan kamu harus tetap memperbaiki tulisanmu, tapi jangan sampai berhenti dengan satu naskah. Tidak ada penulis yang sempurna.
5 | Mengabaikan Kritik
Saya memulai karir menulis saya sebagai penulis blog dan penulis artikel olahraga. Beberapa waktu lalu saya tertarik mengembangkan karir kepenulisan di bidang fiksi. Saya mulai menulis novel pertama saya di sebuah platform.
Dan, tahu apa yang terjadi? Saya mendapat kritik pedas untuk karakter utama saya di dalam novel. Awalnya saya mengabaikannya dan tetap menulis. Tapi, ternyata yang saya lakukan malah membuat saya sulit berkembang.
Kritik itu penting, karena membuat penulis bisa mengembangkan kemampuan menulisnya. Tapi, jangan sampai salah menanggapi kritik. Terlalu menanggapi kritikan yang tidak berdasar juga tidak baik.
Jika dirasa kritik itu membangun untuk tulisan kamu, terima saja. Namun, jika sudah menjurus ke hal negatif yang membuatmu malas menulis. Bisa dipastikan itu bukan kritik tapi bullying.
6 | Tidak Konsisten Nulis
Konsisten adalah kunci untuk segala hal menjadi kenyataan. Menjadi penulis tentu harus konsisten nulis. Luangkan waktu untuk menulis setidaknya untuk menulis setiap hari setidaknya satu halaman.
Dari satu halaman dan kamu bisa konsisten menulis setiap hari, itu bisa menjadi sebuah buku. Selamat kamu sudah menjadi seorang penulis.
7 | Tidak Menyelesaikan Tulisan
Siapa yang punya naskah banyak tapi nggak selesai-selesai? Angkat tangan! Kamu sudah melakukan hal yang harus dihindari penulis. Hati-hati jangan terjebak dengan kebiasaan yang satu ini. Selesaikan satu tulisan dulu baru pindah ke tulisan lain ya.
Selain konsisten, penulis juga perlu bertahan dengan naskah yang sudah dimulainya.
Nah, itu semua hal yang harus dihindari kalau kamu mau jadi penulis. So, sudah siap jadi penulis? Atau kamu butuh mentor untuk menemani proses kamu menjadi seorang penulis? Bisa banget hubungi saya melalui email atau kamu bisa mengikuti private class menulis.